Rojulutsalits
Jumat, 18 Juni 2021
Kamis, 17 Juni 2021
Selasa, 02 Juni 2020
Santrikah Aku ? | Puisi
SANTRIKAH AKU ?
Jika kubaca definisi tentang santri
Tak ada satupun yang ada padaku
Tapi jika ku baca definisi orang munafik
Semua ada padaku
Santrikah aku ?
yang lain sibuk dengan Alqur’an
ku sibuk dengan chattingan
yang lain sibuk dengan hafalan
ku sibuk dengan facebookan
yang lain asik melalar nadzam imriti
ku sibuk membaca story
Santrikah aku ?
Santri dulu gigih berjuang
Aku gigih menghabiskan uang
Santri dulu mati-matian memperjuangkan negeri
Aku justru mempergaduh suasana negeri
Santrikah aku ?
Katanya negara memanggilku
Aku tak mendengarkan panggilan itu
Katang masyarakat mmembutuhkanku
Aku tak mau tahu
Santrikah aku ?
Katanya aku kebanggaan orang tua
Nyatanya aku tak bisa apa-apa
Katanya aku benteng panjaga bangsa
Nyatanya aku rapuh tak berdaya
Santrikah aku ?
Mubasir Anwar
Rabu, 27 Mei 2020
Re: عجائب الدنيا
Pada tanggal Rab, 27 Mei 2020 15:13, Mubasir Anwar <anwar.mubasyir@gmail.com> menulis:
Jumat, 27 Juli 2018
Lingsir Wengi, Doa Munajat Sunan Kalijaga

Penggunaan lagu Lingsir Wengi ini sebagai lagu latar dari film hantu Indonesia membuat makna lagu ini menjadi salah arti, sampai-sampai lagu lingsir wengi ini dianggap sebagai lagu yang bisa mengundang kedatangan mahluk halus jika diputar tengah malam.
Sebenarnya lagu Lingsir Wengi ini biasa dinyanyikan oleh ibu-ibu untuk menidurkan anaknya di kala malam yang sunyi, yang berfungsi agar si anak diberikan perlindungan oleh Tuhan, sedangkan nama lain dari Lingsir Wengi yaitu kidung Rumekso Ing Wengi.
Berikut ini beberapa hal yang berkaitan dengan makna lagu lingsir wengi ini:
1. Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga yang mempunyai nama kecil Raden Said ini memiliki nama-nama lain seperti Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman. Beliau lah yang menciptakan lagu atau kidung Lingsir Wengi tersebut. Nama Kalijaga diperoleh karena beliau menyukai berendam di sungai pada saat beliau berada di Cirebon. Namun menurut pengamat lainnya, menyatakan bahwa kata Kalijaga berasala dari bahasa arab yaitu “Qadli Dzaqa” yang berarti penghulu suci kesultanan.
Sunan Kalijaga yang mempunyai nama kecil Raden Said ini memiliki nama-nama lain seperti Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman. Beliau lah yang menciptakan lagu atau kidung Lingsir Wengi tersebut. Nama Kalijaga diperoleh karena beliau menyukai berendam di sungai pada saat beliau berada di Cirebon. Namun menurut pengamat lainnya, menyatakan bahwa kata Kalijaga berasala dari bahasa arab yaitu “Qadli Dzaqa” yang berarti penghulu suci kesultanan.
2. Sarana Dakwah
Sunan Kalijaga sangat menyukai kesenian, sehingga beliau memakai kesenian sebagai alat untuk menyebarkan agama Islam pada masa itu. Sunan Kalijaga menggunakan seni ukiran, wayang, gamelan, serta nyanyian dalam dakwahnya. Salah satunya yang beliau gunakan adalah kidung Lingsir Wengi tersebut yang berisi doa kepada Tuhan. Selain itu, ia juga menciptakan baju takwa, perayaan sekatenan di Yogyakarta, dan lain-lain.
Sunan Kalijaga sangat menyukai kesenian, sehingga beliau memakai kesenian sebagai alat untuk menyebarkan agama Islam pada masa itu. Sunan Kalijaga menggunakan seni ukiran, wayang, gamelan, serta nyanyian dalam dakwahnya. Salah satunya yang beliau gunakan adalah kidung Lingsir Wengi tersebut yang berisi doa kepada Tuhan. Selain itu, ia juga menciptakan baju takwa, perayaan sekatenan di Yogyakarta, dan lain-lain.
3. Lagu Gending Jawa
Sunan Kalijaga menciptakan kidung Lingsir Wengi dengan memakai pakem gending Jawa yaitu Macapat. Pakem Macapat ini terdiri dari 11 macam pakem yang salah satunya yaitu pakem Durma yang dipakai dalam Lingsir Wengi.
Lagu-lagu yang memakai Pakem Durma harus mencerminkan suasana yang keras, sangar, suram, kesedihan, bahkan bisa mengungkapkan sesuatu yang mengerikan dalam kehidupan. Oleh sebab itu, lagu Lingsir Wengi dilantunkan dengan perasaan yang lembut, tempo pelan, dan sangat menyayat hati.
Sunan Kalijaga menciptakan kidung Lingsir Wengi dengan memakai pakem gending Jawa yaitu Macapat. Pakem Macapat ini terdiri dari 11 macam pakem yang salah satunya yaitu pakem Durma yang dipakai dalam Lingsir Wengi.
Lagu-lagu yang memakai Pakem Durma harus mencerminkan suasana yang keras, sangar, suram, kesedihan, bahkan bisa mengungkapkan sesuatu yang mengerikan dalam kehidupan. Oleh sebab itu, lagu Lingsir Wengi dilantunkan dengan perasaan yang lembut, tempo pelan, dan sangat menyayat hati.
4. Lagu Tolak Bala
Lagu Lingsir Wengi dipakai oleh sunan Kalijaga setelah melakukan solat malam yang berfungsi untuk menolak bala atau mencegah perbuatan makhluk gaib yang ingin mengganggu.
Lagu Lingsir Wengi dipakai oleh sunan Kalijaga setelah melakukan solat malam yang berfungsi untuk menolak bala atau mencegah perbuatan makhluk gaib yang ingin mengganggu.
Selain itu makna lagu tersebut tersirat menyatakan sebuah doa kepada Tuhan seperti yang dinyatakan dalam lirik lagunya :
Lingsir wengi sliramu tumeking sirno
Ojo tangi nggonmu guling
Awas jo ngetoroAku lagi bang wingo wingo
Jin setan kang tak utusi
Dadyo sebarang
Wojo lelayu sebet
Dalam Bahasa indonesia :
Menjelang malam, dirimu(bayangmu) mulai sirna…
Jangan terbangun dari tidurmu…
Awas, jangan terlihat (memperlihatkan diri)…
Aku sedang gelisah,
Jin setan ku perintahkan
Jadilah apapun juga,
Namun jangan membawa maut…
Jangan terbangun dari tidurmu…
Awas, jangan terlihat (memperlihatkan diri)…
Aku sedang gelisah,
Jin setan ku perintahkan
Jadilah apapun juga,
Namun jangan membawa maut…
Sebenarnya lagu lingsir wengi versi aslinya justru lebih panjang dari yang kita ketahui, dan memiliki makna yang sangat mendalam.
Berikut lirik asli dari lagu lingsir wengi
Ana kidung rumekso ing wengi
Teguh hayu luputa ing lara
luputa bilahi kabeh
jim setan datan purun
paneluhan tan ana wani
niwah panggawe ala
gunaning wong luput
geni atemahan tirta
maling adoh tan ana ngarah ing mami
guna duduk pan sirno
Teguh hayu luputa ing lara
luputa bilahi kabeh
jim setan datan purun
paneluhan tan ana wani
niwah panggawe ala
gunaning wong luput
geni atemahan tirta
maling adoh tan ana ngarah ing mami
guna duduk pan sirno
Sakehing lara pan samya bali
Sakeh ngama pan sami mirunda
Welas asih pandulune
Sakehing braja luput
Kadi kapuk tibaning wesi
Sakehing wisa tawa
Sato galak tutut
Kayu aeng lemah sangar
Songing landhak guwaning
Wong lemah miring
Myang pakiponing merak
Sakeh ngama pan sami mirunda
Welas asih pandulune
Sakehing braja luput
Kadi kapuk tibaning wesi
Sakehing wisa tawa
Sato galak tutut
Kayu aeng lemah sangar
Songing landhak guwaning
Wong lemah miring
Myang pakiponing merak
Pagupakaning warak sakalir
Nadyan arca myang segara asat
Temahan rahayu kabeh
Apan sarira ayu
Ingideran kang widadari
Rineksa malaekat
Lan sagung pra rasul
Pinayungan ing Hyang Suksma
Ati Adam utekku baginda Esis
Pangucapku ya Musa
Nadyan arca myang segara asat
Temahan rahayu kabeh
Apan sarira ayu
Ingideran kang widadari
Rineksa malaekat
Lan sagung pra rasul
Pinayungan ing Hyang Suksma
Ati Adam utekku baginda Esis
Pangucapku ya Musa
Napasku nabi Ngisa linuwih
Nabi Yakup pamiryarsaningwang
Dawud suwaraku mangke
Nabi brahim nyawaku
Nabi Sleman kasekten mami
Nabi Yusuf rupeng wang
Edris ing rambutku
Baginda Ngali kuliting wang
Abubakar getih daging Ngumar singgih
Balung baginda ngusman
Nabi Yakup pamiryarsaningwang
Dawud suwaraku mangke
Nabi brahim nyawaku
Nabi Sleman kasekten mami
Nabi Yusuf rupeng wang
Edris ing rambutku
Baginda Ngali kuliting wang
Abubakar getih daging Ngumar singgih
Balung baginda ngusman
Sumsumingsun Patimah linuwih
Siti aminah bayuning angga
Ayup ing ususku mangke
Nabi Nuh ing jejantung
Nabi Yunus ing otot mami
Netraku ya Muhamad
Pamuluku Rasul
Pinayungan Adam Kawa
Sampun pepak sakathahe para nabi
Dadya sarira tunggal
Siti aminah bayuning angga
Ayup ing ususku mangke
Nabi Nuh ing jejantung
Nabi Yunus ing otot mami
Netraku ya Muhamad
Pamuluku Rasul
Pinayungan Adam Kawa
Sampun pepak sakathahe para nabi
Dadya sarira tunggal
Terjemahan dalam bahasa Indonesia :
Ada kidung rumekso ing wengi. Yang menjadikan kuat selamat terbebas
dari semua penyakit. Terbebas dari segala petaka. Jin dan setanpun
tidak mau. Segala jenis sihir tidak berani. Apalagi perbuatan jahat.
guna-guna tersingkir. Api menjadi air. Pencuripun menjauh dariku.
Segala bahaya akan lenyap.
dari semua penyakit. Terbebas dari segala petaka. Jin dan setanpun
tidak mau. Segala jenis sihir tidak berani. Apalagi perbuatan jahat.
guna-guna tersingkir. Api menjadi air. Pencuripun menjauh dariku.
Segala bahaya akan lenyap.
Semua penyakit pulang ketempat asalnya. Semua hama menyingkir dengan pandangan kasih. Semua senjata tidak mengena. Bagaikan kapuk jatuh dibesi. Segenap racun menjadi tawar. Binatang buas menjadi jinak. Pohon ajaib, tanah angker, lubang landak, gua orang, tanah miring dan sarang merak.
Kandangnya semua badak. Meski batu dan laut mengering. Pada akhirnya semua slamat. Sebab badannya selamat dikelilingi oleh bidadari, yang dijaga oleh malaikat, dan semua rasul dalam lindungan Tuhan.
Hatiku Adam dan otakku nabi Sis.
Ucapanku adalah nabi Musa.
Nafasku nabi Isa yang teramat mulia.
Nabi Yakup pendenganranku.
Nabi Daud menjadi suaraku.
Nabi Ibrahim sebagai nyawaku.
Nabi sulaiman menjadi kesaktianku.
Nabi Yusuf menjadi rupaku.
Nabi Idris menjadi
rupaku.
Ali sebagai kulitku.
Abubakar darahku dan
Umar dagingku.
Sedangkan Usman sebagai tulangku.
Ucapanku adalah nabi Musa.
Nafasku nabi Isa yang teramat mulia.
Nabi Yakup pendenganranku.
Nabi Daud menjadi suaraku.
Nabi Ibrahim sebagai nyawaku.
Nabi sulaiman menjadi kesaktianku.
Nabi Yusuf menjadi rupaku.
Nabi Idris menjadi
rupaku.
Ali sebagai kulitku.
Abubakar darahku dan
Umar dagingku.
Sedangkan Usman sebagai tulangku.
Sumsumku adalah Fatimah yang amat mulia.
Siti fatimah sebagai
kekuatan badanku.
Nanti nabi Ayub ada didalam ususku.
Nabi Nuh
didalam jantungku.
Nabi Yunus didalam otakku.
Mataku ialah Nabi
Muhamad.
Siti fatimah sebagai
kekuatan badanku.
Nanti nabi Ayub ada didalam ususku.
Nabi Nuh
didalam jantungku.
Nabi Yunus didalam otakku.
Mataku ialah Nabi
Muhamad.
Air mukaku rasul dalam lindungan Adam dan Hawa. Maka
lengkaplah semua rasul, yang menjadi satu badan.
lengkaplah semua rasul, yang menjadi satu badan.
Kamis, 23 November 2017
MAKALAH SHOLAT (Mubasir dan Aan)
MAKALAH
SHOLAT
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqih
Dosen
pengampu: Dra.Siti Muhtamiroh, M.S.I.
Oleh:
Aan Aji Prasetyo
Mubasir Anwar
|
53030170005
53030170006
|
JURUSAN
ILMU HADITS
FAKULTAS
USHULUDDIN, ADAB, DAN HUMANIORA
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang
Sering kali kitasebagai orang
islamtidakmengetahuikewajibankitasebagaimahluk yang paling sempurnayaitushalat,
atauterkadang tau tentangkewajibantapitidakmengertiterhadapapa yang dilakukaan.
Sholatmerupakanucapandanperbuatan yang
diawalidengantakbirsertadiakhiridengansalamdengansyarat-syarattertentu.
Dalamkenyataansehari-hariterkadangmasihada di antarakita yang
belummengetahuibagaimanacarasholat yang baik. Meskipunspesifikasi “baik”
itukondisional, dalammakalahiniakan kami bahasapaitusholatbesertahal-hal yang
bersangkutandengansholatsemampu kami.
BAB
2
PEMBAHASAN
A.
PengertianSholat
Sholatsecaraetimologiadalahdoa, sedangkansecarterminoloogiadalahucapandanperbuatan
yang di awalidengantakbirdandiakhiridengansalamsesuaidengansyarat-syarattertentu.
B.
Syarat-SyaratSholat
Syarat-syaratsholatadalahsesuatuhal yang harus di penuhisebelumkitamelaksanakanshalat.
Syaratshalat di bagimenjadi 2 yaitu:
a.SyaratWajibSholat
1. Beragamaislam:makatidakwajibbagi orang kafirasli,
dantidaktidakwajibbaginyamengqadha’inyajikamasukislam. Sedangkan orang
murtadwajibmengqadha’inyajikakembalimasukislam
2. AqilBaligh:Makatidakwajibbagianakkecil, baiklaki-lakibagiperempuan,
namundemikiankeduanyadiperintahkanuntuksholatsetelahberumur 7
tahunjikatelahtamyizpadaumurtersebut, jikabelummakasetelahtamyiz,
dandipukulsebabmeninggalkansholatsetelahgenapberumur 10 tahun.
3.Berakal :makatidakwajibshalatbagi orang gila.
b.Syarat-SyaratSahSholat
1.sucinyaanggotabadandarihadas
sucinyaanggotabadandarihadast, baikkecilmaupunbesar.
2.menutupaurat
Menutupaurat ,meskipunsendirianberada di kegelapan, yang
menjadipenutupauratadalahpakaian yang suci.
Disampingitujugawajibmenutupauratdiselainshalatdaripandanganmanusia. Sementaramenutupinyadaridirisendiritidakwajib,
namunmakruhmelihatnya.
*bagilaki-laki: bagianantarapusarsampailututbegitujugadenganhamba
sahayaperempuan
*bagiperempuan:seluruhanggotabadankecualitelapaktangandanwajah,
3.menetapditempat
yang suci
Makatidaksahsholatnya orang yang sebagianbadanataupakaiannyabersentuhandengannajissaatberdiri,
duduk, rukukatausujud.
4.tepatpadawaktusholat
Mengetahuimasuknyawaktusholatataumenduganyadenganijtihad,
apabilaseorangsholattidakmengetahuihaltersebut, makasholatnyatidaksah,
meskipunberlangsungtepatwaktu.
5. menghadapkiblat
Yaitumenghadapka’bahdengan dada.
C.
Rukun-rukunsholat
Rukunadalahsesuatu yang haruskitapenuhiketikasholat.
Sedangkanrukunsholatadatujuhbelas
1.
Niat di
dalamhati
2.
Takbiratul
ihram
3.
Berdirijikamampu
4.
Ruku’
5.
Membaca Surah
Al-Fatihah
6.
Thuma’ninah
di dalamrukuk( palingtidaklamanyasepertimembacasubhanallahsatu kali).
7.
I’tidal
8.
Thuma’ninah
di dalamI’tidal
9.
Sujud
10. Thuma’ninah di dalamsujud
11. Duduk di antaraduasujud
12. Thuma’ninah
13. Dudukuntukmembacatasyahudakhir
14. Membacatasyahudakhir
15. MembacasholawatkepadaRasuulullah
16. Membacasalam
17. Tartib ( sesuaiurutan )
D.
Waktupelaksanaansholatfardlu
1.SholatDzuhur
Dari
bergesernyamataharidaritengahlangitsampaidenganbayangansuatubendasamadenganbendatersebut.
2. SholatAsar
Dari bertambahnyabayangan yang menyamaibendanyasampaiterbenamnyamatahari.
Shalatasarmemilikilimawaktu. Shalatasarinimemilikiwaktu yang disebutwaktutahrim
,yaitumengakhirkanshalathinggamenyisakanwaktu yang
tidakcukupuntukmelakukansholat.
3. ShalatMaghrib
Dari terbenamnyamataharihinggahilangya mega merah di langit.
4. ShalatIsya’
Dari hilangnya mega merah( daerah yang mega merahnyatidakhilang,
makawaktushalatisya’daerahtersebutialahberlalunyamasahilangnya mega
merahdaerahterdekatmereka) sampaidenganterbitmyafajarshadiq.
5. ShalatSubuh
Dari terbitnyafajarshadiqsampaiterbitnyamatahari.
BAB
3
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sholatmerupakankewajibanbagisetiapmuslim, karenahalinidisyari’atkanoleh
Allah SWT, bahkansholatinimerupakanibadah yang paling penting.
Terlepasdariperbedaanmengenaiprakteknya, halinitakperlukitaperdebatkankarena di
dalam Al-Qur’an sendiritidakadaayat yang
secaraterperincimenjelaskantentangtatacarasholat.
Tugaskitasebagaimuslimhanyalahmelaksanakanshalatdarimulaibalighhinggaakhirhayat.
Semuaperbedaanmengenaipraktiksholatbisadikatakanbenarsemua,
karenasemuatelahmemilikdasardanpendapatnyamasing-masing,
dantentunyaberdasarkanijtihad yang panjang.
Setiapperintah Allah yang diberikankepadahambanyapastimemilikihikmah,
sepertihalnyakitadiperintahuntuksholat,
salahsatuhikmahnyayaknisupayakitaselalumengingattuhannyadanbisamemintakarunianya.
Demikianmateri yang dapatsayasampaikantentangsholat,
semogabermanfaatbagikitabaik di duniamaupunakhirat.
B.
Saran
Kami menyadaribahwa kami
masihfaqirilmudantentunyabanyakkekurangandankesalahandalampenyusunanmakalahini.
Dari itu kami selalumenerimakritikdan saran yang membangundenganhati yang
terbuka. Denganharapandari saran-saran itulahkitabisamenjadilebikbaik.
Demikiandanterimakasih.
DAFTAR
PUSTAKA
FathulQarib
Al-Mujib fi syarhialfadzi At-Taqrib, Kitabu fi ahkamissholah
( Surabaya: Darul ‘Ilmi )
SyarahSullam
At-Taufiq,Fashlun fi Auqotissholah
( Surabaya: Darul ‘Ilmi )
FathulMu’in
bi syarhiqurrotulain, Babussholah
( Surabaya : Darul ‘Ilmi )
FathulWahhab
fi syarhiminhajitthulaab, Kitabussholah
( Surabaya : Darul ‘Ilmi )
Selasa, 19 September 2017
Mengenal Rukun Wudhu
Yang mewajibkan wudhu adalah adanya hadats di kala hendak melakukan shalat atau ibadah lain yang mewajibkan suci dari hadats seperti thawaf, menyentuh atau membawa Al-Qur’an, dan lain sebagainya.
Sebagaimana ibadah-ibadah lainnya wudhu juga memiliki beberapa rukun atau kefardhu’an yang mesti dilakukan untuk mencapai keabsahannya. Dalam fikih madzhab Syafi’i ditetapkan ada enam hal yang menjadi rukun wudhu. Sebagaimana disebutkan Syekh Salim bin Sumair Al-Hadhrami dalam kitabnya Safinatun Najâ.
فروض
الوضوء ستة: الأول النية الثاني غسل الوجه الثالث غسل اليدين مع المرفقين
الرايع مسح شيئ من الرأس الخامس غسل الرجلين مع الكعبين السادس الترتيب
Artinya, “Fardhu wudhu ada enam: (1) niat, (2) membasuh muka, (3) membasuh kedua tangan beserta kedua siku, (4) mengusap sebagian kepala, (5) membasuh kedua kaki beserta kedua mata kaki, dan (6) tertib,” (Lihat Salim bin Sumair Al-Hadhrami, Safînatun Najâ, Beirut, Darul Minhaj, 2009, halaman 18).
Keenam rukun tersebut dijelaskan oleh Syekh Nawawi Banten sebagai berikut.
1. Niat wudhu dilakukan secara berbarengan pada saat pertama kali membasuh bagian muka, baik yang pertama kali dibasuh itu bagian atas, tengah maupun bawah.
Bila orang yang berwudhu tidak memiliki suatu penyakit maka ia bisa berniat dengan salah satu dari tiga niat berikut:
a. Berniat menghilangkan hadats, bersuci dari hadats, atau bersuci untuk melakukan shalat.
b. Berniat untuk diperbolehkannya melakukan shalat atau ibadah lain yang tidak bisa dilakukan kecuali dalam keadaan suci.
c. Berniat melakukan fardhu wudhu, melakukan wudhu atau wudhu saja, meskipun yang berwudhu seorang anak kecil atau orang yang memperbarui wudhunya.
Orang yang dalam keadaan darurat seperti memiliki penyakit ayang-ayangen atau beser baginya tidak cukup berwudhu dengan niat menghilangkan hadats atau bersuci dari hadats. Baginya wudhu yang ia lakukan berfungsi untuk membolehkan dilakukannya shalat, bukan berfungsi untuk menghilangkan hadats.
Sedangkan orang yang memperbarui wudhunya tidak diperkenankan berwudhu dengan niat menghilangkan hadats, diperbolehkan melakukan shalat, atau bersuci dari hadats.
2. Membasuh muka
Sebagai batasan muka, panjangnya adalah antara tempat tumbuhnya rambut sampai dengan di bawah ujung kedua rahangnya. Sedangkan lebarnya adalah antara kedua telinganya. Termasuk muka adalah berbagai rambut yang tumbuh di dalamnya seperti alis, bulu mata, kumis, jenggot, dan godek. Rambut-rambut tersebut wajib dibasuh bagian luar dan dalamnya beserta kulit yang berada di bawahnya meskipun rambut tersebut tebal, karena termasuk bagian dari wajah. tetapi tidak wajib membasuh bagian dalam rambut yang tebal bila rambut tersebut keluar dari wilayah muka.
3. Membasuh kedua tangan beserta kedua sikunya.
Dianggap sebagai siku bila wujudnya ada meskipun di tempat yang tidak biasanya seperti bila tempat kedua siku tersebut bersambung dengan pundak.
4. Mengusap sebagian kecil kepala
Mengusap sebagian kecil kepala ini bisa hanya dengan sekadar mengusap sebagian rambut saja, dengan catatan rambut yang diusap tidak melebihi batas anggota badan yang disebut kepala. Seumpama seorang perempuan yang rambut belakangnya panjang sampai sepunggung tidak bisa hanya mengusap ujung rambut tersebut karena sudah berada di luar batas wilayah kepala. Dianggap cukup bila dalam mengusap kepala ini dengan cara membasuhnya, meneteskan air, atau meletakkan tangan yang basah di atas kepala tanpa menjalankannya.
5. Membasuh kedua kaki beserta kedua mata kaki
Dalam hal ini yang dibasuh adalah bagian telapak kaki beserta kedua mata kakinya. Tidak harus membasuh sampai ke betis atau lutut. Diwajibkan pula membasuh apa-apa yang ada pada anggota badan ini seperti rambut dan lainnya. Orang yang dipotong telapak kakinya maka wajib membasuh bagian yang tersisa. Sedangkan bila bagian yang dipotong di atas mata kaki maka tidak ada kewajiban membasuh baginya namun disunahkan membasuh anggota badan yang tersisa.
6. Tertib
Yang dimaksud dengan tertib di sini adalah melakukan kegiatan wudhu tersebut secara berurutan sebagaimana disebut di atas, yakni dimulai dengan membasuh muka, membasuh kedua tangan beserta kedua siku, mengusap sebagian kecil kepala, dan diakhiri dengan membasuh kedua kaki beserta kedua mata kaki.
Demikian Syekh Salim bin Sumair Al-Hadhrami dan Syaikh Muhammad Nawawi Banten menjelaskan tentang rukun wudhu.
Di samping itu ada banyak perbuatan yang dianggap sebagai kesunahan dalam berwudhu. Di antaranya membaca basmalah, bersiwak atau gosok gigi, membasuk kedua tangan sebelum memasukkannya ke dalam tempatnya air, berkumur, menghirup air ke dalam hidung dan mengeluarkannya lagi, membasuh kedua telinga, mendahulukan anggota badan yang kanan, berturut-turut, dan lain sebagainya. Wallahu a’lam. (Yazid Muttaqin)
Langganan:
Postingan (Atom)